Siak

Pengobatan dengan Perantara Arwah Masih Diterapkan Masyarakat Sakai di Tengah Kehidupan Modern

Redaksi Redaksi
Pengobatan dengan Perantara Arwah Masih Diterapkan Masyarakat Sakai di Tengah Kehidupan Modern
f goriau

BERKABAR.COM- Metode pengobatan alternatif dengan perantara arwah yang kerap dipakai orang terdahulu nampaknya masih tetap dipercayai dan diterapkan oleh masyarakat Sakai yang ada di Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Riau.

Dukun yang biasa disebut dengan Bomo ini masih cukup aktif memenuhi panggilan masyarakat. Hal itu diakui Darus salah seorang Bomo di Kecamatan Minas saat wawancarai GoRiau.com menjelang pawai budaya di depan Istana Siak, Selasa (10/10/2017).

Pria yang mengenakan pakaian asli masyarakat Sakai berbahan dari kulit kayu ini sudah menyiapkan beberapa perlengkapan yang akan digunakannya untuk pengobatan diantaranya pisang, ayam, nasi kuning, dian (lilin), padi di gongseng seperti popcorn, beras rendang, serta beras basuh.

"Semua bahan yang ada ini nanti akan dipersembahkan untuk arwah yang sudah membantu proses pengobatan. Untuk beras basuh, beras rendang ini akan di semburkan ke hutan yang merupakan teman yang biasa menjadi tempat pengobatan," kata Darus.

Meski sering disebut penduduk suku atau masyarakat pinggiran dan ditempatkan sebagai makhluk aneh, primitif, tidak progresif, masyarakat Sakai kini juga sudah ikut dengan perkembangan zaman. Namun budaya dan adat dari nenek moyang tetap harus dilestarikan.

"Sampai saat ini masih banyak juga masyarakat yang ingin diobati dengan cara tradisonal sakai. Dan alhamdulillah, orangtua saya mewariskan kepandaiannya kepada saya untuk tetap melestarikan pengobata dengan perantara roh atau arwah," ujar Darus.

Bagaimana proses pengobatan tradisional Sakai ini ditampilkan oleh Darus dalam pawai budaya internasional yang diikuti oleh seluruh kecamatan se Kabupaten Siak serta tim kesenian dari Malaysia, Singapura, DKI Jakarta, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Pekanbaru, Rohil dan Kuansing.***
Sumber:goriau

Penulis: Redaksi